Menulis artikel setiap hari adalah kerja yang efektif dan memuaskan! Begitu ‘kadang’ kita dengarkan apabila mengikuti pelatihan menulis atau kita dengarkan dari beberapa percakapan kawan. Seseorang yang berkata demikian, tentu mempunyai waktu dalam menulis atau ia menjadi reporter, wartawan atau kolomnis di media tertentu. Nah, bagi kita yang tidak mempunyai kerja seperti dia, dan kita sebagai pekerja yang tidak mempunyai waktu sama sekali untuk menulis. Bagaimana hal itu bisa kita lakukan?
Menulis artikel setiap hari adalah kerja yang produktif, yang (mungkin) tidak setiap orang dapat melakukannya. Jangan mudah menyerah terlebih dahulu, sebelum kita mencoba. Tidak banyak juga dari kalangan mahasiswa, akademisi menulis seproduktif itu, apalagi melakukan kerja menulis artikel setiap hari. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andi Baso Mappatoto: artikel merupakan karya tulis lengkap, tulisan non-fiksi dan karangan tertulis yang panjangnya tak tentu.
Menelaah dari pengertian artikel itu sendiri, ialah tulisan non-fiksi yang panjangnya tidak tentu. Namun yang perlu digarasbawahi ialah inti dari gagasan yang ditulis sehingga pembaca dapat menangkap makna intisari. Menulis status saja bisa, kenapa menulis artikel tidak bisa?
-
Topik yang Sesuai
Setiap hari, kita berseliweran di media sosial. Tidak semua konten media sosial sesuai dengan keinginan kita. Dari itu, kita perlu menanggapinya dengan langkah yang sederhana, yakni mengutarakan ketidaksesuaian dengan apa yang kita baca. Dengan begitu, kita tahu apa yang menjadi keresahan kita. Kemudian kita ulas sesuai dengan kemampuan kita dan yang terpenting konten yang kita tulis tidak membahas hal lainnya, tujuan topiknya terarah sehingga pembaca akan menemukan aspek yang kita inginkan. Misal, kita ingin menulis tentang manfaat membaca novel. Sebagai karya non-fiksi, tentu novel beda dengan artikel dan bacaan ilmiah lainnya. Pada saat itu, kita fokus untuk menulis tentang novel sehingga dapat dibaca oleh orang lain. Bukan membahas hal lainnya yang tidak sesuai dengan topik yang kita angkat.
-
Sederhana dan Lugas
Menulis mempunyai ruang yang berbeda dengan berbicara. Kita lebih memilih berbicara daripada menulis. Karena berbicara itu langsung dan mudah sesuai dengan yang kita mau. Andaikan kita tahu, bahwa menulis adalah salah satu cara kita menuangkan gagasan ke dalam satu tulisan yang sistematis, menjurus dan membuat orang lain mengapresiasi. Sebenarnya, menulis artikel cara kita melakukan upaya dan meyakinkan orang lain untuk memberikan keluasan tafsir bagi dia. Ketika kita kaya akan bacaan, maka semakin cakap kita membuat orang lain terkesima pada tulisan kita. Salah satunya, dengan cara menyampaikan gagasan kita dengan sederhana dan mudah dipahami. Artikel merupakan tulisan ringan, sederhana, dan dapat dinikmati orang lain. Maka pilihlah cara sederhana bukan yang ilmiah dengan pemilihan diksi yang rumit. Itu lebih enak dibaca daripada dilihat orang lain hanya sebagai bagian keranjang sampah karena tidak enak dibaca.
-
Sudut Pandang
Antara akademisi, dosen, mahasiswa dan kita sebagai penulis pemula akan tampak berbeda dalam cara pandang tema yang akan kita angkat. Namun, kita punya kemampuan untuk membuat sederhana tema yang kita angkat. Sesuaikan saja dengan kemampuan kita sehingga orang lain tidak akan mudah meninggalkan tulisan kita. Ya, semacam menelaah tema yang ringan tapi mempunyai kesan yang luar biasa di mata pembaca. Yang terpenting sudut pandang kita jelas dan terarah itu lebih memungkinkan diterima oleh pembaca. Artinya, sesuaikan selera pasar pembaca, di samping juga kemampuan dan kemauan kita sebagai penulis. Semoga bermanfaat.