Dalam penulisan yang baik dan benar, haruslah memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Terutama dalam pemakaian tanda baca titik dua dan titik koma yang tidak jarang orang menganggapnya serupa. Agar sobat pustaka tidak keliru membedakan keduanya, simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Mengenal Adverbia Beserta Jenis dan Contoh Penggunaannya
Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis
Menulis Prakata, Bedanya dengan Menulis Kata Pengantar
A. Fungsi dan Contoh Tanda Titik Dua ( : )
- Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan yang diikuti pemerincian.
Contoh :
- Tia membeli buah: apel, nanas, dan mangga.
- Hanya ada dua pilihan bagi pelaku: denda atau penjara.
- Mereka membutuhkan beberapa alat tulis: pena, buku, dan pensil.
- Justin Bieber akan mengadakan tur ke beberapa negara di Asia: Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Tanda titik dua tidak dipakai pada perincian yang merupakan pelengkap untuk mengakhiri pernyataan.
Contoh :
- Tia membeli apel, nanas, dan mangga.
- Pilihan untuk pergi berlibur untukku hanya Bali dan Malang.
- Mereka membutuhkan pena, buku, dan pensil.
- Tahap-tahap melakukan observasi meliputi
a. penentuan tujuan observasi,
b. mencatat data yang diperlukan, dan
c. menentukan tempat pengamatan.
- Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Titik dua tersebut biasanya digunakan dalam penyusunan struktur sebuah organisasi atau surat undangan.
Contoh :
- Ketua : Prof. Dr. Efendi Afan
- Sekretaris : Endang Sujatmoko, M.Hum
- Bendahara : Trisna Mukti, S.E.
- Koordinator Acara : Glensie Anastasia, S.S.
- Hari : Senin, 16 Mei 2022
- Lokasi : Jl. Lintas Sumatera
- Minuman : Boba
- Makanan utama : nasi putih dan rendang
- Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama yang berfungsi sebagai pembatas antara pelaku dan dialog.
Contoh :
- Lia : “Kamu sudah menyelesaikan novelmu?”
- Ema : “Sudah, bahkan telah aku kirimkan ke penerbit.”
- Lia : “Kamu hebat! Tetap produktif menulis ya Ma.”
- Tanda titik dua dipakai antara: (a) jilid atau nomor, dan halaman, (b)surah dan ayat kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
a. Tribun Jogja, IX, No: 05/2022: 10
Solopos, VI, No.12/2022: 20
b. Al-Alaq: 1-19
Matius 2: 1-4
Mazmur 103:7
c. Atlet Jalan Cepat: Tribun Jogja
Ruang Favorit Keluarga : Idea
d. Depdikbud, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Arikunto, Syharsini. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta
B. Fungsi dan Contoh Tanda Titik Koma ( ; )
- Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
- Hari sudah pagi; Tasya bergegas pergi ke sekolah.
- Intan merangkum materi; Lisa mengerjakan tugas.
- Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
Syarat siswa calon penerima beasiswa yaitu
- Hanya memiliki orangtua tunggal;
- Memiliki rata-rata nilai di atas 7 saat semester 1;
- Memenuhi berkas kelengkapan pengajuan beasiswa.
- Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam sebuah kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:
Tasya membeli apel dan jeruk; buku dan pena; brokoli dan sawi.
Agenda rapat hari ini meliputi
- Pemilihan ketua acara, sekretaris, bendahara, dan koordinator lapangan;
- Pendataan lokasi acara, pendataan konsumsi aacara; dan
- Pembuatan proposal pengajuan kegiatan.
Demikianlah sekilas pembahasan mengenai perbedaan fungsi dan contoh dari tanda titik dua ( : ) dan tanda titik koma ( ; ). Semoga sobat pustaka dapat memahami dengan baik penggunaannya dalam kalimat. Selamat berlatih!