Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya

Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya

Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya

Ada beragam klasifikasi konjungsi (kata hubung) di dalam ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Dua di antara penggolongan tersebut adalah berdasarkan posisi tiap susunan  kalimatnya, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat. Perbedaan dua konjungsi tersebut adalah peletakkan kata hubungnya pada sebuah teks wacana.

Mari kita bahas secara lebih rinci dengan beberapa contoh berikut ini.

  1. Konjungsi Intrakalimat

Kata hubung jenis ini adalah konjungsi yang letaknya di dalam satu kalimat untuk menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang satu dengan kata, frasa, atau klausa selanjutnya. Biasanya, konjungsi intrakalimat terletak di tengah-tengah kalimat. Meski begitu, konjungsi jenis ini sebenarnya bisa diletakkan di awal kalimat dengan catatan harus ada anak kalimat yang mengikuti di belakangnya.

Berikut ini adalah contoh konjungsi intrakalimat beserta contohnya:

  • Konjungsi dan

–  Analisi gender dan transformasi sosial.

  • Konjungsi atau

–  Pendekatan untuk memperbaiki atau mengikutsertakan perempuan dalam proses pembangunan implementasinya bisa beraneka ragam.

  • Konjungsi karena

–  Cuaca Minggu pagi terasa dingin karena sejak malam hujan tak pernah berhenti.

  • Konjungsi jika

          –  Jika dihitung sejak awal terbit edisi pertamanya, buku ini telah dicetak ulang belasan kali.

  • Konjungsi adalah

–  Kekerasan adalah serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang.

  1. Konjungsi Antarkalimat

Kata hubung jenis ini adalah konjungsi yang letaknya di antara dua kalimat untuk menghubungkan kalimat-kalimat tersebut menjadi padu. Pada penerapannya, konjungsi antarkalimat terletak pada awal untuk memulai kalimat tersebut. Fungsi konjungsi ini diterapkan adalah untuk memadukan wacana pada kalimat dan/atau paragraf sebelumnya.

Berikut ini adalah contoh konjungsi antarkalimat beserta contohnya:

  • Konjungsi oleh sebab itu

–  Oleh sebab itu, mereka selalu bersemangat mengembangkan kemampuan tanpa henti dan mencapai kemajuan terus menerus hingga tanpa batas.

  • Konjungsi namun

–  Fenomena tersebut tampak sebagai sebuah pemaksaan ketika melaksanakan tradisi. Namun, ketika dilihat dari proses pelaksanaannya, sastra lisan dari budaya kepungan tampak masih memiliki fungsi lain di dalamnya.

  • Konjungsi dengan demikian

–  Dengan demikian, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak bila dibandingkan jumlah penduduk perempuan di Desa Mangunweni.

  • Konjungsi sementara itu

–  Sementara itu, kalangan ekonom merumuskan teori-teori mereka dengan menekankan pada kemampuan produktif sumber daya manusia sebagai modal utama.

 

Jenis konjungsi yang sering mengalami kekeliruan adalah konjungsi “tetapi” dan “akan tetapi”. Meski hampir sama, kedua konjungsi tersebut adalah jenis konjungsi yang berbeda. Seperti pada contoh-contoh yang sudah diuraikan di atas, “tetapi” adalah konjungsi intrakalimat dan “akan ‘tetapi” adalah konjungsi antarkalimat. Apabila dilihat dari jenis konjungsi berdasarkan makna, keduanya adalah konjungsi yang sama yakni konjungsi pertentangan.

Mari perhatikan contoh berikut ini:

  • Contoh konjungsi tetapi

–  Gagasan konflik sudah lama dalam pemikiran manusia, tetapi Hegel adalah pemikir pertama yang memberi tekanan perhatian pada konflik sebagai inti dari teori perubahan.

  • Contoh konjungsi akan tetapi

–  Bidang dan biro urusan perempuan juga sudah dibentuk di hampir setiap organisasi internasional maupun lokal. Akan tetapi, ternyata perubahan secara kuantitatif belum mampu mengubah posisi kaum perempuan secara kualitatif.

Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *