Di masa-masa quarter life crisis, kita akan dihadapkan pada kondisi emosional yang cenderung tidak stabil dan rentan mengalami masalah-masalah psikologis. Sering cemas, overthinking, susah tidur, dan kebingungan berlebih seakan menjadi gejala umum yang cukup menganggu proses belajar.
Menghadapi kondisi yang demikian, biasanya kaum muda mengobatinya dengan liburan dan hiburan sebagai bagian dari proses penyembuhan, atau biasa disebut healing.
Padahal, ada cara yang lebih mudah dan lebih bermanfaat untuk healing daripada datang ke tempat-tempat wisata terkini namanya journaling. Journaling dapat membantu mengelola emosi dengan cara yang lebih positif, pun lebih hemat, atau bahkan tanpa biaya.
Mengenal Journaling
Journaling adalah kegiatan untuk menuangkan emosi dan pikiran dalam bentuk tulisan atau gambar sebagai metode ekspresi diri. Isi kontennya juga lebih beragam dibandingkan catatan-catatan biasa, juga lebih bebas dari segi cara membuatnya.
Baca juga: Hubungan Antara Membaca Buku Dengan Menulis Buku
Rekomendasi Drakor Bertema Literasi
Mengenal Tanda Asterisk, Apostrof, dan Ampersand yang Jarang Diketahui
Journaling bisa berisi tulisan sederhana perihal kegiatan sehari-hari, bisa pula berisi plan atau agenda yang akan dilaksanakan pada hari-hari ke depan, atau mungkin antologi puisi untuk gebetan. Intinya, Anda bebas mau menulis apa pun, kapan pun, dengan cara bagaimanapun.
Oleh sebab kebebasan itu, Anda tidak akan terkekang dalam berekspresi, lebih bebas untuk berkreasi, dan terhindar dari penghakiman-penghakiman orang lain. Sehingga, efek terhadap perkembangan kreativitas pun cenderung positif. Lebih-lebih menjadi faktor pendukung untuk lebih produktif.
Kenapa harus journaling?
Menulis tentang kegiatan sehari-hari akan membantu anda untuk lebih mengenal diri sendiri, yang mana ketidakpahaman terhadap diri menjadi faktor utama di balik segala kecemasan yang dirasakan.
Menulis journaling terbukti mampu memberikan dampak kesehatan bagi tubuh. Hal itu dikemukakan oleh Maud Purcell, seorang psikoterapis yang ahli di bidang journaling, bahwa pada saat melakukan journaling, otak kiri yang rasional dan analitis akan disibukkan untuk berpikir. Sementara otak kanan yang kreatif, sensitif, dan intuitif akan terus mencari imajinasi.
Artinya, kedua otak Anda akan aktif secara bersamaan. Sehingga, ruang-ruang yang seringkali diisi dengan overthinking, cemas, dan lain-lain akan terisi dengan kegiatan yang lebih positif pun bermanfaat.
Selain bermanfaat bagi kesehatan mental, journaling juga dapat membantu Anda untuk lebih aktif berpikir, melatih, dan mengembangkan kreativitas diri, juga membantu mengidentifikasi, mengelola, dan menyalurkan emosi. Hal itu akan membawa otak pada kondisi yang lebih sehat. Menarik bukan?
Bagaimana cara memulainya?
Ingat, kunci journaling itu adalah kebebasan, jadi Anda bebas mau memulai dari mana dengan cara yang bagaimana. Anda hanya perlu menyesuaikan dengan minat dan kesukaan Anda guna menciptakan suasana hati yang tenang. Selain itu, jadikanlah journaling sebagai upaya kebebasan berekspresi semata, bukan untuk mendapat penilaian dengan angka. Semoga konsisten ya…
Oh iya, ada satu pesan dari legenda sastra klasik kita, “Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari”.-Pramoedya Ananta Toer