Banyak yang masih asing dengan istilah akronim. Tanpa disadari, akronim lekat ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Akronim juga seringkali disamakan dengan singkatan. Padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Singkatan merupakan ke https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/singkatan atau gabungan huruf. Sedangkan akronim merupakan kependekan dari suku kata sehingga menjadi kata yang bisa dilafalkan.
Baca juga: Tips Meningkatkan Literasi Melalui Media Sosial dengan Bijak
Perbedaan Antara Indeks Dan Glosarium
Journaling Sebagai Metode Terapi Diri
Syarat
Ada dua syarat yang harus diperhatikan dalam akronim berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yaitu :
- Jumlah suku kata tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim digunakan di Indonesia, yakni maksimal tiga suku kata.
- Dibentuk dengan mengutamakan keserasian kombinasi vokal dan konsonan, sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim, sehingga mudah diucapkan dan diingat.
Contoh
Berikut tiga bentuk dan beberapa contoh akronim dan penjelasannya berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) :
- Akronim nama diri yang terdiri dari huruf awal. Akronim bentuk ini ditulis menggunakan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contohnya :
BIN : Badan Intelijen Negara
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
PLN : Perusahaan Listrik Negara
LAN : Lembaga Administrasi Negara
- Ditulis menggunakan huruf kapital di awal kata. Akronim ini merupakan gabungan suku kata atau huruf dan suku kata.
Contohnya:
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kemenlu : Kementerian Luar Negeri
Bulog : Badan Urusan Logistik
- Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata dan ditulis menggunakan huruf kecil.
Contohnya :
tilang : bukti pelanggaran
pemilu : pemilihan umum
puskesmas : pusat kesehatan masyarakat
puslat : pusat latihan
Fungsi
Tidak hanya sekadar kependekan kata, akronim memiliki 2 fungsi sebagai berikut :
- Penyingkat
Dengan pemendekan kata, akan memudahkan seseorang mengingat beberapa kata yang panjang. Contohnya seperti “Buku Pemilik Kendaraan Bermotor” dapat dilafalkan dengan “BPKB”. Mudah bukan? Akronim memang memudahkan pelafalannya, tetapi maknanya tetap harus dimengerti. Terlebih untuk kepenulisan, kepanjangan, dan singkatan tetap harus ditulis.
- Semboyan dan Media Humor
Selain mempermudah pelafalannya, akronim berfungsi sebagai semboyan dan media humor. Akronim sebagai semboyan contohnya seperti :
Kota Sampang semboyannya, Bahari : Bersih, Anggun, Harmonis, Aman, Rapi, dan Indah
Kota Magelang semboyannya, Gemilang : Gemah Ripah Indah Lepas sama sekali dari Bahaya dan Cemerlang
Dan di Bekasi memiliki Kota Iman : Indah Makmur Lepas Sama Sekali dari Bahaya dan Nyaman’
Akronim juga dapat dijadikan media humor yang sifatnya lebih santai. Akronim sebagai media humor lebih sering digunakan oleh para muda-mudi contohnya seperti:
Portugal : Persatuan Orang Tua Galak
TTM : Teman Tapi Mesra
gunawan : Gundul tapi menawan