Profesi penyunting naskah merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam dunia penulisan dan penerbitan buku. Seorang penyunting naskah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sebuah naskah atau tulisan memiliki kualitas yang baik sebelum dipublikasikan. Namun, menjadi seorang penyunting naskah bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada beberapa hal yang harus disiapkan untuk memulai karier di bidang ini.
Menurut Pamusuk Eneste, dalam Buku Pintar Penyuntingan Naskah Edisi Ketiga (2017), tugas seorang penyunting naskah mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
- melakukan editing di bagian kebahasaan, meliputi ejaan, diksi, struktur, dan kalimat;
- melakukan perbaikan terhadap naskah setelah mendapat persetujuan dari penulis;
- mengedit naskah agar enak dibaca dan tidak membingungkan pembaca (cek keterbacaan naskah);
- membaca dan mengoreksi cetak coba (pruf).
Setelah mengetahui tugas seorang penyunting naskah di atas, berikut ini akan dipaparkan modal-modal apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang penyunting naskah.
Modal 1. Keterampilan Bahasa
Seorang penyunting naskah harus memiliki penguasaan yang baik atas bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini termasuk tata bahasa, ejaan, dan gaya penulisan yang konsisten. Dalam hal tata bahasa, seorang penyunting naskah harus bisa membedakan mana susunan kalimat yang baik dan benar, dan mana yang keliru atau salah secara tata bahasa. Adapun terkait ejaan, seorang penyunting naskah harus paham penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, tanda baca, dan pemenggalan kata.
Keterampilan dalam menggunakan alat bantu seperti kamus, tesaurus, dan perangkat lunak penyuntingan bahasa juga sangat diperlukan. Seorang penyunting naskah haruslah bersahabat dengan kamus, baik kamus umum maupun kamus khusus di bidang tertentu. Kemampuan untuk mengenali dan memperbaiki kesalahan dalam penulisan, serta memahami berbagai gaya penulisan, seperti APA, MLA, atau Chicago Style, adalah hal yang penting bagi seorang penyunting naskah.
Modal 2. Kemampuan Analisis
Seorang penyunting naskah harus memiliki kemampuan analitis yang baik. Dalam hal ini yang perlu dianalisis adalah tulisan penulis. Kemampuan analisis ini penting untuk meminimalkan potensi tercetaknya tulisan yang belum atau lupa untuk disunting. Dalam proses ini, seorang penyunting naskah dituntut untuk teliti dan sabar. Teliti setiap kalimat, kata, dan istilah yang digunakan oleh penulis, apakah semuanya sudah sesuai dan jelas?
Kepekaan terhadap tulisan-tulisan berbau SARA dan pornografi juga menjadi elemen yang penting. Penyunting naskah harus bisa mengidentifikasi tulisan-tulisan yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (biasa disingkat dengan SARA), serta tulisan yang berbau pornografi. Cek apakah kalimat-kalimatnya sudah layak dicetak. Adakah kalimat yang perlu dikonstruksi ulang? atau adakah kata-kata “sensitif” yang perlu diganti?
Modal 3. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi yang baik adalah modal penting untuk menjadi seorang penyunting naskah. Sebab kerja-kerja penyuntingan naskah melibatkan percakapan dengan penulis dan penerbit. Seorang penyunting naskah harus menguasai keterampilan komunikasi yang efektif dengan penulis untuk menjelaskan perubahan yang dibutuhkan dalam naskah, serta memberikan saran-saran untuk perbaikan. Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan juga, seorang penyunting naskah harus bisa mendengarkan pertanyaan, saran, dan keluhan dari penulis. Dengan kata lain, seorang penyunting naskah tidak boleh kaku dan harus membuka diri untuk berdiskusi dengan penulis.
Dalam kerjanya, seorang penyunting naskah nantinya juga akan berkomunikasi dengan orang lain dalam kantor penerbitan. Misalnya berkomunikasi dengan tim desain terkait rancangan artistik buku, atau dengan tim produksi terkait proses cetak buku. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim ini penting, terutama jika penyunting bekerja di sebuah penerbitan yang melibatkan berbagai divisi.
Baca juga: Pentingnya Membuat Outline Sebelum Menulis Naskah
Modal 4. Keterampilan Teknis
Selain keterampilan bahasa dan analisis, seorang penyunting naskah juga harus memiliki keterampilan teknis yang cukup. Ini termasuk kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak penyuntingan teks, seperti Microsoft Word atau Google Docs. Jika ingin lebih maksimal, penyunting naskah juga bisa mencoba perangkat lunak penyuntingan bahasa yang lebih canggih seperti ProWritingAid. Kemampuan dalam menggunakan fitur-fitur seperti pelacak perubahan dan komentar juga sangat diperlukan.
Modal 5. Pengalaman
Pengalaman dalam bidang penyuntingan naskah atau penerbitan dapat menjadi nilai tambah yang besar bagi seseorang yang ingin mengejar karier sebagai penyunting naskah. Ini bisa mencakup pengalaman sebagai editor staf di surat kabar atau majalah, magang di rumah penerbitan, atau pekerjaan lepas (freelance) sebagai penyunting naskah. Pengalaman ini dapat membantu seseorang memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang proses penyuntingan naskah dan membangun jaringan kontak yang penting dalam industri.
Modal 6. Keahlian Spesifik
Terakhir, tergantung pada bidang atau genre tulisan yang akan disunting, diperlukan keahlian spesifik untuk menjadi seorang penyunting naskah. Misalnya, untuk menjadi penyunting naskah ilmiah, pengetahuan tentang metode penelitian dan terminologi ilmiah tentu diperlukan. Untuk menjadi penyunting naskah fiksi, pemahaman yang baik tentang struktur naratif dan elemen-elemen cerita dapat menjadi keunggulan.
Dalam hal penulisan buku nonfiksi, akan lebih baik jika penyunting naskah juga memiliki keahlian yang sama di bidang keilmuan yang ditulis. Misalnya ilmu akuntansi, ilmu pendidikan, ilmu bahasa dan sastra, ilmu sosial, dan ilmu-ilmu lainnya. Keahlian ini tentu akan sangat membantu penyunting naskah untuk melakukan tugasnya.
Menjadi seorang penyunting naskah adalah pekerjaan yang menantang. Namun, pekerjaan ini juga dapat memberikan kepuasan yang besar bagi mereka yang mencintai dunia tulis-menulis dan ingin berkontribusi dalam menyempurnakan kualitas naskah. Dengan modal-modal di atas dan terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya, seseorang dapat berhasil dalam karier sebagai seorang penyunting naskah yang profesional dan terampil.