Halo, Sobat Pustaka! Majas adalah salah satu alat retorika dalam sastra yang digunakan untuk memperindah bahasa dan memberikan efek tertentu dalam penyampaian pesan. Dalam KBBI Daring (2016), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain, atau bisa disebut sebagai kiasan. Dengan memahami berbagai jenis majas, kita dapat meningkatkan kekayaan bahasa dan memperkuat daya tarik tulisan. Berikut adalah beberapa jenis majas beserta definisi dan contohnya:
1. Majas Metafora
Majas metafora merupakan bentuk majas perbandingan yang mengatakan perbandingan analogis antara dua hal yang sama. Majas metafora biasanya menggunakan kata atau ungkapan yang maknanya bersifat kiasan dan bukan harfiah. Penggunaan kata atau frasa yang mengandung makna kiasan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih hidup atau mengesankan. Oleh sebab itu, majas ini biasa digunakan oleh para penulis dalam karya fiksi seperti novel, narasi drama, puisi, dan prosa supaya memperindah kata-kata yang dipakai.
Coba simak contoh majas metafora berikut ini.
“Dia adalah bunga mawar di antara duri.” (Artinya: Dia adalah orang yang cantik di tengah-tengah orang-orang yang kasar.)
2. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah bentuk gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati atau hewan seolah-olah mereka bisa berpikir dan memiliki perasaan. Majas ini adalah salah satu jenis majas yang menjadikan benda mati atau hewan seperti dapat bertindak selayaknya manusia. Majas ini berfungsi menciptakan kesan imajinatif dalam cerita, memperindah susunan kalimat, dan memberikan efek dan menggambarkan suasana sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Kita akan sering menemukan majas ini dalam penulisan fiksi seperti puisi dan prosa.
Berikut ini contoh majas personifikasi.
“Matahari tersenyum hangat.” (Artinya: Matahari memberikan perasaan hangat seperti senyuman manusia.)
3. Majas Simile
Majas simile adalah perbandingan langsung antara dua hal yang berbeda menggunakan kata “seperti” atau “bagai”. Majas simile disebut juga majas perumpamaan. perbandingan pada majas ini biasanya fokus pada karakter atau sifat. Majas ini sering digunakan dalam percakapan untuk membuat obrolan lebih hidup dan ekspresif.
Perhatikan contoh majas simile berikut ini.
“Dia berlari cepat seperti kuda.” (Artinya: Dia berlari dengan kecepatan yang sama seperti kuda.)
4. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah jenis majas yang menggunakan pernyataan yang berlebihan, sering kali kurang masuk akal atau susah dipahami, untuk memberikan efek dramatis atau humor. Majas hiperbola sering digunakan dalam karya fiksi seperti puisi dan prosa, tetapi tidak menutup kemungkinan majas ini juga digunakan dalam retorika dan bahasa sehari-hari untuk menekankan atau membesar-besarkan karakteristik atau situasi.
Perhatikan contoh majas hiperbola di bawah ini.
“Tugas ini sudah menumpuk setinggi gunung.” (Artinya: Tugas ini sangat banyak dan menumpuk.)
5. Majas Ironi
Majas ironi adalah penggunaan kata-kata yang bertentangan dengan makna sebenarnya. Majas ini termasuk ke dalam jenis majas sindiran untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Majas ini digunakan dalam karya fiksi dan percakapan sehari-hari untuk mendukung sebuah tulisan atau pernyataan dan menambahkan kesan imajinatif kepada orang lain.
Simak contoh majas ironi di bawah ini.
“Cuaca cerah tentunya sangat menyenangkan.” (Artinya: Meskipun cuaca cerah, suasana hati saya sedang tidak baik.)
6. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah jenis majas yang menghilangkan kata-kata yang seharusnya ada dalam kalimat untuk menciptakan efek dramatis atau menyiratkan makna tertentu. Majas ini membuat kalimat menjadi lebih ringkas karena menghilangkan kata-kata yang tidak perlu sehingga teks menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
Perhatikan contoh majas elipsis berikut.
“Sore itu, dia datang, saya pergi.” (Artinya: Sore itu, dia datang, tetapi saya pergi.)
7. Majas Litotes
Majas litotes adalah jenis majas yang menggunakan pernyataan negatif untuk menyampaikan makna positif. Majas ini digunakan untuk merendahkan atau meremehkan sesuatu. Kita bisa menemukan majas ini dalam karya sastra dan fungsinya adalah menambah daya tarik tulisan dan memberikan efek dramatis.
Perhatikan contoh majas litotes berikut ini.
“Dia tidak buruk dalam bermain piano.” (Artinya: Dia pandai bermain piano.)
Menggunakan berbagai jenis majas dengan bijak dapat membuat tulisan lebih menarik dan menggugah perhatian pembaca. Namun, perlu diingat untuk tidak berlebihan dalam penggunaannya agar pesan yang ingin disampaikan tetap jelas dan mudah dipahami.