Pada pagi yang tumbuh, wanita baya itu bergeliat meregangkan pelukan/Sebuah tangan menyentuh, menelusuri dahi hingga pipi dan berpandangan/Cinta demi cinta terpancarkan (sonata cinta)
Aku tak pernah menanti senja, cahaya suramnya membuatku tak dapat membaca/Berulang kueja: aku mencintaimu, berulang itu pula tak dapat memaknainya (aku tak menanti senja)