Puisi-puisi dalam buku ini mengekspresikan suara hati ataupun imajinasi yang mengilustrasikan kehidupan manusia yang multidimensi. Suara hati ataupun imajinasi tersebut, sebagian kecil bersumber dari realitas hidup penulis seperti dalam puisi yang berjudul ‘Di Pusara Ayah-Ibu’. Dan sebagian besar bersumber dari realitas kehidupan yang terjadi di alam sekitar seperti dalam puisi yang berjudul ‘Anak Kecil Berkaus Merah dan Kakeknya’ dan ‘Ketika Agamawan Saling Menyalahkan’. Realitas kehidupan manusia yang multidimensi memberi gambaran dan makna tersendiri pada setiap puisi di buku ini; puisi-puisi yang menggambarkan suasana kehidupan lingkungan alam dan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berunsur budaya, religi, dan psikologis, dengan sedikit bumbu jenaka—seperti dalam puisi berjudul ‘NGANTUK’.
Setiap untaian kata-kata mengalirkan nilai-nilai hidup: saling menghormati, menyuarakan kesetaraan, toleransi, ketulusan, dan kedamaian serta melakukan ketidaksetujuan terhadap ragam bentuk diskriminasi. Setiap rangkaian kata dan kalimat dalam puisi dimaksudkan untuk membangun narasi kesadaran tentang kebaikan dan ketenangan hati dan pikiran serta kejujuran dalam bingkai kehidupan sehari-hari, menanamkan nilai-nilai kearifan hidup yang mendalam. Dengan demikian, keberadaan setiap insan dalam kehidupan ini benar-benar untuk menghadirkan rahmat untuk semesta alam. Puisi-puisi di buku ini mengangkat kearifan nilai-nilai religius universal yang menjadi landasan dalam menjalani kehidupan dunia yang majemuk, memancarkan cahaya kebaikan dan harapan suci, mengedepankan nilai-nilai spiritual, bukan material.