Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Obral!

Seri Teknologi Islami: IT Berorientasi Produktif

Harga aslinya adalah: Rp76.000.Harga saat ini adalah: Rp64.600.

Kemampuan IT adalah adalah kemampuan yang hanya matang dengan pendekatan Heutagogy, artinya santri hanya akan sempurna pemahaman dan kemampuannya apabila ia belajar sambil mengerjakan proyek.

Cara belajar Gen Z sangat unik, yaitu mereka bisa belajar lebih cepat. Jangan menyuapi mereka secara satu per satu, itu memperlambat kemampuan mereka. Libatkan mereka secara lebih berani, beri mereka tantangan yang lebih luas, dan beri mereka tugas agar mereka dapat mengetahui melalui pengalaman belajar mandiri.

Portofolio (karya atau proyek yang sudah dikerjakan) di dunia IT sangat penting. Banyak perusahaan zaman sekarang yang menerapkan seperti ini. Mereka sekarang lebih sering bertanya, “Berapa perangkat lunak aplikasi yang pernah Anda buat?”, “Anda sudah terlibat dalam berapa proyek?” ini terjadi di semua perusahaan milik Elon Musk. Dia tidak mensyaratkan ijazah dan asal kampus untuk proses rekrutmen karyawan baru, tetapi pada jumlah proyek/portofolio yang pernah dikerjakannya.

Elon Musk tidak melihat sekolah dan ijazah sebagai bukti hebatnya seseorang, tahunya melihat pada apa yang bisa mereka kerjakan orang-orang hebat seperti Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Jan koum. Mereka semua drop out dari kampusnya, tapi semua tahu bahwa mereka orang pintar dan sukses.

Oleh karena itu, doronglah peserta didik kita untuk belajar mandiri, latih mereka untuk research, latih mereka untuk mencari ide, latih mereka untuk mengerjakan proyek. Institusi pendidikan harus menciptakan acara-acara khusus untuk memicu kemampuan muscle memory (kecerdasan yang tumbuh karena banyak berlatih) ini. Acara-acara besar dirancang untuk mengasah kemampuan santri dalam research, kerja kelompok, mencari ide, dan membuat atau bahkan menciptakan produk.

Kemampuan IT adalah adalah kemampuan yang hanya matang dengan pendekatan Heutagogy, artinya santri hanya akan sempurna pemahaman dan kemampuannya apabila ia belajar sambil mengerjakan proyek.

Cara belajar Gen Z sangat unik, yaitu mereka bisa belajar lebih cepat. Jangan menyuapi mereka secara satu per satu, itu memperlambat kemampuan mereka. Libatkan mereka secara lebih berani, beri mereka tantangan yang lebih luas, dan beri mereka tugas agar mereka dapat mengetahui melalui pengalaman belajar mandiri.

Portofolio (karya atau proyek yang sudah dikerjakan) di dunia IT sangat penting. Banyak perusahaan zaman sekarang yang menerapkan seperti ini. Mereka sekarang lebih sering bertanya, “Berapa perangkat lunak aplikasi yang pernah Anda buat?”, “Anda sudah terlibat dalam berapa proyek?” ini terjadi di semua perusahaan milik Elon Musk. Dia tidak mensyaratkan ijazah dan asal kampus untuk proses rekrutmen karyawan baru, tetapi pada jumlah proyek/portofolio yang pernah dikerjakannya.

Elon Musk tidak melihat sekolah dan ijazah sebagai bukti hebatnya seseorang, tahunya melihat pada apa yang bisa mereka kerjakan orang-orang hebat seperti Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Jan koum. Mereka semua drop out dari kampusnya, tapi semua tahu bahwa mereka orang pintar dan sukses.

Oleh karena itu, doronglah peserta didik kita untuk belajar mandiri, latih mereka untuk research, latih mereka untuk mencari ide, latih mereka untuk mengerjakan proyek. Institusi pendidikan harus menciptakan acara-acara khusus untuk memicu kemampuan muscle memory (kecerdasan yang tumbuh karena banyak berlatih) ini. Acara-acara besar dirancang untuk mengasah kemampuan santri dalam research, kerja kelompok, mencari ide, dan membuat atau bahkan menciptakan produk.

Jumlah Halaman

x + 77

Penulis

Purwanto Abdul Ghaffar

Ukuran Buku

14 x 20

Kategori