Buku ini lahir dari pergumulan nyata gereja dan para pemimpin Kristen yang hidup di tengah pusaran zaman penuh ketidakpastian. Konflik, krisis regenerasi, one man show, rapuhnya integritas, kaburnya visi, dan padamnya semangat evangelism bukan sekadar teori, tetapi luka yang dialami banyak jemaat hari ini. Di balik megahnya gedung dan ramainya program, sering kali terselip kenyataan pahit: gereja berjalan tanpa arah, pemimpin tersandung dalam integritas, dan generasi muda perlahan meninggalkan iman.
Tidak berhenti pada kritik dan telaah, buku ini menawarkan kerangka praktis yang dapat langsung dipakai pemimpin: membangun regenerasi yang sehat, menghidupi integritas, memulihkan relasi di tengah konflik, serta mengembalikan pusat pelayanan kepada Kristus. Visual-visual modern yang disertakan membuat gagasan dalam buku ini makin mudah dipahami dan mengena.
Buku ini bukan sekadar bacaan, melainkan undangan rohani untuk kembali kepada inti: Kristus sebagai pusat segala sesuatu. Ia menantang pemimpin Kristen untuk berani berubah, meninggalkan ego, merangkul generasi, serta melangkah keluar dari zona nyaman demi mewartakan Injil. Setiap halaman menyajikan refleksi yang menohok sekaligus inspirasi yang membangkitkan pengharapan, sehingga pembaca tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga dorongan untuk bertindak nyata.
