Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Obral!

Dapur Keris Kalawijan : Dhuwung Sastra Sinandhi

Harga aslinya adalah: Rp265.000.Harga saat ini adalah: Rp225.250.

Keris merupakan senjata tradisional, yang telah diakuai sebagai budaya dunia oleh UNESCO, yakni Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 25 November 2005. Sebagai senjata tradisional, keris muatan nilai kearifan lokal, baik bentuk, materi, pamor maupun daya tuahnya, baik secara eksoterik maupun esoterik. Sebagai eksoterik, keris memiliki daya estetis secara visual. Hal ini tampak dari wujud, dhapur, dan pamornya.  Sebagai esoterik adalah tuah atau daya (magis) yang dimiliki keris itu sendiri.

Keris juga sebagai identitas budaya, cerminan kepribadian, linggayoni, upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Pemakai keris akan dikenal dari mana ia berasal. Keris secara resiprokal merupakan cerminan kepribadian antara jenis keris (ricikan, tuah, kecocokan: bacalah buku ini) dengan pribadi pemakai.  Prinsip harmoni atau keselarasan berlaku bagi keris pemakainya. Keris sebagai lambang penyatuan lingga-yoni, curiga manjing warangka, dan warangka manjing curiga. Eksistensi keris juga merupakan ekspresi pengembangan, pembinaan, dan pelestraian keris sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Keris merupakan senjata tradisional, yang telah diakuai sebagai budaya dunia oleh UNESCO, yakni Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 25 November 2005. Sebagai senjata tradisional, keris muatan nilai kearifan lokal, baik bentuk, materi, pamor maupun daya tuahnya, baik secara eksoterik maupun esoterik. Sebagai eksoterik, keris memiliki daya estetis secara visual. Hal ini tampak dari wujud, dhapur, dan pamornya.  Sebagai esoterik adalah tuah atau daya (magis) yang dimiliki keris itu sendiri.

Keris juga sebagai identitas budaya, cerminan kepribadian, linggayoni, upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Pemakai keris akan dikenal dari mana ia berasal. Keris secara resiprokal merupakan cerminan kepribadian antara jenis keris (ricikan, tuah, kecocokan: bacalah buku ini) dengan pribadi pemakai.  Prinsip harmoni atau keselarasan berlaku bagi keris pemakainya. Keris sebagai lambang penyatuan lingga-yoni, curiga manjing warangka, dan warangka manjing curiga. Eksistensi keris juga merupakan ekspresi pengembangan, pembinaan, dan pelestraian keris sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Jumlah Halaman

viii + 466

Penulis

Capt. Feri Irawan, M.T., Osc., KRT Suwarna Dwijonagoro, KPH Ki Ismara Kusumatatwa, Agatia Mega Rianda, Idris Hadi Kuncoro

Ukuran Buku

15 x 23

Kategori