Agar materi yang diajarkan kepada mahasiswa tidak melenceng dari tujuan pembelajaran, maka dibutuhkan buku pegangan sebagai pedomannya. Buku tersebut bisa berbentuk buku ajar dan buku referensi. Apakah perbedaan buku ajar dan buku referensi?
Mengenal Buku Ajar Beserta Ciri-Cirinya
Agar proses pembelajaran berjalan lancar, dosen sangat membutuhkan buku ajar. Tujuan pembuatan buku ini adalah sebagai penunjang komunikasi antara pengajar dan peserta didik. Ada banyak sebutan buku ajar, seperti buku panduan belajar, buku paket, buku materi dan buku teks.
Buku ajar idealnya ditulis oleh pengajar atau pakar di bidangnya. Untuk penerbitan buku ini tidak lagi ditangani oleh Pemerintah, tetapi boleh dilakukan oleh pihak swasta, seperti penerbit. Pemerintah hanya berwenang untuk melakukan pengadaan buku ajar. Jadi tidak untuk menerbitkannya secara massal.
Namun, agar setiap buku ajar yang terbit tetap berkualitas, maka Pemerintah juga menentukan standarisasinya melalui BSNP atau Badan Standar Nasional Pendidikan. Nah, apa saja ciri-ciri buku ajar berkualitas?
- Penyusunan buku ajar harus sesuai dengan rencana pembelajaran.
- Materi yang disajikan bisa memberikan perspektif baru, sehingga merangsang mahasiswa untuk bertindak lebih kritis.
- Meningkatkan motivasi siswa agar mau belajar tanpa perlu diperintah.
- Buku ajar bermanfaat sebagai media yang bisa membantu mahasiswa belajar secara mandiri. Oleh karena durasi tatap muka di ruang kelas bersama dosen relatif terbatas. Apalagi di masa pandemi Covid-19, yang memaksa proses pembelajaran harus dilakukan secara daring atau online.
- Buku ajar harus dikemas dengan sederhana, agar lebih gampang untuk dipahami peserta didik. Selain itu, tetap relevan dan tidak menimbulkan kontradiktif. Buku ini juga bisa menampilkan ilustrasi menarik, sehingga mahasiswa semakin tertarik mempelajarinya.
- Sudut pandang penyampaian materinya harus jelas dan tegas. Dengan begitu, tidak membuat mahasiswa kebingungan dan kesulitan memahami materi perkuliahannya.
- Isi materi buku ajar harus relevan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
- Buku ajar harus menggunakan bahasa baku, sehingga harus memerhatikan tata bahasa dan EYD (Ejaan yang disempurnakan).
Buku referensi juga sangat penting dimiliki oleh dosen dan mahasiswa. Buku ini dirancang dengan mengumpulkan berbagai fakta, yang terkait dengan bidang ilmu pengetahuan tertentu.
Jadi bisa dikatakan kalau buku referensi adalah buku yang menyuguhkan informasi ringkas dan padat, seperti atlas, kamus, ensiklopedia dan beragam jenis buku pedoman lainnya. Buku ini juga menampilkan informasi yang sifatnya mudah untuk ditemukan. Sehingga pencarian data semakin efisien.
Buku referensi dianggap berkualitas, kalau jumlah data dan referensi datanya komprehensif.
Nah, apa saja ciri-ciri dari buku referensi?
- Penulisan buku ini berdasarkan hasil penelitian.
- Buku referensi diandalkan oleh dosen saat mengajar dan melakukan penelitian.
- Ciri khas penyajian materinya adalah disesuaikan dengan alur logika atau urutan keilmuannya. Sebagai contoh studi kasus dan ilustrasinya.
- Gaya penyajiannya menggunakan bahasa formal, dengan menganut kaidah format penulisan ilmiah.
- Buku referensi dilengkapi dengan ISBN (International Standart Books Number), dan diedarkan secara luas di masyarakat.
- Materi buku ini hanya membahas satu bidang keilmuan saja.
- Tebal buku referensi minimal 40 lembar, dengan ukuran standar unesco yaitu minimal 15,5 cm x 23 cm.
- Buku ini bisa dimanfaatkan sebagai referensi, sitasi atau kutipan, dan bisa ditulis dalam daftar referensi ilmiah.
Nah, jika sudah mengerti perbedaan buku ajar dan buku referensi, sudah waktunya Anda meluangkan waktu dan fokus untuk mengerjakan salah satunya.
Anda ingin menulis buku ajar dan buku referensi? Konsultasikan dengan penerbit terpercaya, bila ingin segera menerbitkannya.
Perbedaan Buku Ajar Buku Referensi
Perbedaan Buku Ajar Buku Referensi