Buku ini menjelaskan tentang gambaran mengenai kinerja dan teknologi ROV Class II (dua) untuk investigasi dan pengukuran lambung kapal. Dalam buku ini terdapat penjelasan mengenai perkembangan kebutuhan teknologi ROV, klasifikasi ROV, komponen ROV, dan perancangan ROV Class II. Untuk investigasi dan pengukuran lambung kapal diperlukan teknologi ROV Class II. Beberapa kerusakan pada lambung kapal dalam operasional antara lain: deformasi, crack, fatigue, bio-fouling, dan korosi harus memerlukan proses investigasi lambung kapal lebih dini, agar tidak terjadi kerusakan lambung kapal yang lebih serius dan fatal.
Proses investigasi yang dilakukan oleh ABK (Anak Buah kapal) atau crew kapal dalam melakukan identifikasi lambung kapal yang bocor harus dengan cepat dan akurat sebelum kapal mengalami tenggelam. Kondisi bio-fouling merupakan kondisi di mana ketebalan pelat lambung kapal berkurang akibat adanya aktivitas biota laut yang menempel. Kondisi tersebut dapat berupa pembentukan deposit, encrustation, crudding, deposisi, scaling, formasi skala, slagging, dan pembentukan lumpur.
Underwater survey oleh Surveyor Biro Klasifikasi biasanya dilakukan secara konvensional dengan penyelaman langsung, akan tetapi adanya resiko yang sangat bahaya dan kebutuhan biaya tinggi. Oleh sebab itu, alternatif sangat dibutuhkan dengan teknologi ROV (Remotely Underwater Vehicle) Class II untuk investigasi lambung kapal secara langsung dan cepat guna melihat kondisi lambung yang tercelup air.