Keberhasilan suatu organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuannya ternyata tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan mengimplementasi prinsip-prinsip manajemen saja. Ada faktor yang tidak tampak yang lebih menentukan berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuannya, dan menentukan apakah manajemen dapat diimplementasikan atau tidak. Faktor itu adalah budaya organisasi. Keunggulan organisasi ditentukan oleh unggul tidaknya budaya organisasi yang dimilikinya.
Budaya organisasi adalah jawaban yang tepat bagi sebagian besar organisasi yang sedang sakit. Budaya yang kuat akan menjadi pemersatu sumber daya manusia dalam organisasi untuk melangkah menuju sasaran yang sama, yaitu kemenangan bisnis. Ia akan menempatkan posisi organisasi jauh ke depan dalam perjuangannya, misalnya, untuk mendapatkan talenta-talenta terbaik. Budaya organisasi dianggap sebagai cara nyata untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan yang membawa dampak positif terhadap hampir semua sisi bisnis, mulai dan penjualan hingga inovasi, dan kepuasan pelanggan hingga upaya untuk mempertahankan karyawan-karyawan terbaiknya. Tidak ada organisasi/perusahaan yang berhasil dengan budaya organisasi yang lemah dan simpang siur.
Penulis membahas budaya secara runut dimulai dan aspek besar pembentuk budaya organisasi hingga akhirnya mengerucut ke budaya kerja. Bahasa yang mengalir dan istilah-istilah praktis yang digunakan tentu tidak luput dan profesi yang ditekuni oleh penulis. Selain sebagai akademisi, penulis merupakan praktisi, tenaga profesional yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis, sehingga memberi keunggulan kompetitif dalam pembahasan aspek konsep, teori serta pengalaman praktis.