Pada masa ini, gerakan kesetaraan gender semakin kuat digaungkan, tidak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut karena masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep kesetaraan gender dengan baik. Salah satu usaha mewujudkan kesetaraan gender ialah melalui penerapan model keluarga setara. Pilihan untuk memiliki keluarga sebagai simpul pelembagaan strategis kesetaraan gender sebagai nilai sosial didasarkan pada gagasan bahwa kesetaraan gender adalah kondisi sosial yang diproduksi dan direproduksi lintas subjek oleh agen-agen entitas sosial yang relevan. Fokusnya di sini pada dimensi proses sangat kuat, melibatkan elemen emosional yang menempatkan agen yang berpartisipasi pada posisi orang yang emosional. Ikatan emosional antara agen yang terlibat dalam suatu entitas sosial adalah materi yang terjadi selama interaksi sosial.
Kehadiran buku ini bertujuan mengembangkan pemahaman teoritik terhadap konsep kesetaraan gender pada keluarga batih serta mengembangkan model rumah setara sehingga kemudian dapat diaplikasikan secara lebih luas. Penerapan model rumah setara diharapkan mampu membantu masyarakat untuk dapat mengembangkan kemandirian baik laki-laki maupun perempuan dalam hal menggali dan mengembangkan potensi serta dalam hal memperkuat perekonomian keluarga. Penerapan dan penguatan model kesetaraan gender diharapkan dapat dijadikan bekal untuk memperkuat pengelolaan daerah yang masih tertinggal dalam rangka membentuk kemandirian masyarakat sehingga baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran dan potensi yang sama dalam penguatan ekonomi keluarga dan berbagai aspek lainnya yang mampu mendukung keluarga yang bahagia dan sejahtera.