Secara histori, posisi wilayah Aceh menjelang kehadiran bangsa Eropa merupakan rute yang menghubungkan Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan sampai ke Asia Afrika bahkan sampai ke Eropa Barat. Dengan kondisi geografis itu, Aceh banyak disinggahi para pendatang dari negara lain; Tiongkok, Persia, Arab, dan Eropa. Terutama orang-orang Hindustani/India sekitar 2500 tahun yang lalu mulai datang ke Aceh (A. Miala, 1970: 5). Dari berbagai suku bangsa pendatang, maka percampuran penduduk terjadi di wilayah Aceh yang dipandang sebagai panggung sejarah dan budaya bagi Aceh dikunjungi multibangsa asal Asia.
Secara etnografi yaitu asal muasal suku bangsa Aceh merupakan gabungan dari berbagai bangsa di dunia. Hasil kunjungan dapat dibuktikan baik pantai barat, utara, timur maupun selatan serta pedalaman Aceh berdasarkan karakteristik morfologi wajah warga Aceh berdasarkan pada keturunan Arab, China, Eropa, dan Hindia. Dalam sumber antropologi, asal-usul Aceh dari suku Mantir (dalam bahasa Aceh Mantee) yang memiliki kaitan dengan Mantera di Malaka, di mana bagian dari bangsa Mon Khmer (Monk Khmer) (Yusuf Al Qardhawy Al Asyi, 2019: 7).