Dalam khazanah budaya Jawa terdapat istilah yang menyatakan bahwa apa-apa yang tergelar di mata tak mencerminkan kenyataan yang ada. Istilah itu adalah istilah “pendheman” yang mengacu pada sesuatu yang berharga tapi berada di suatu kondisi yang bagi mata kebanyakan tak berharga, seperti halnya emas yang berserakan di kubangan lumpur.
Menyulam yang Terpendam : Kesusastraan, Sejarah, dan Filsafat Keseharian
Original price was: Rp275.000.Rp265.000Current price is: Rp265.000.
Buku ini adalah buku saya yang ketujuh yang berupaya menerapkan perspektif pendheman tersebut. Pada bagian pertama, di samping memang menggali motif yang terpendam dalam berbagai kesusastraan tulis maupun lisan, perspektif pendheman ini kerap pula mewarnai karya-karya jurnalisme lintas-budaya saya yang lebih memilih orang-orang pendheman daripada orang-orang yang banyak bertingkah laiknya bermain drama di panggung. Dalam perspektif pendheman ini terdapat sebuah moral story bahwa kearifan ternyata tak melulu seperti halnya sehelai sorban yang melingkar di kepala yang sering bergaya di TV ataupun diberbagai platform media sosial, tapi ia juga dapat dikandung oleh sehelai celana hitam komprang selutut yang “ndesa” dimana bagi kebanyakan orang dan bagi para pakar ilmu komunikasi milenialan “tak menjual.”
Weight | 800 g |
---|---|
ISBN | 978-623-5925-11-0 |
Jenis Kertas | Bookpaper 57 Gram |
Jumlah Halaman | xix + 701 |
Laminasi Cover | Doff |
Penulis | Heru Harjo Hutomo |
Tahun Terbit | Maret 2022 |
Ukuran Buku | 14.5×20.5 cm |