Banyak cara sebagai terapi bagi kesembuhan jiwa dan raga yang sakit. Fiskal A. Dachi telah menemukan terapi bagi kesakitan tersebut, yang boleh dikatakan sebagai pembebasan, yaitu “Menulis”. Karena hanya itu yang bisa dilakukannya. Setidaknya menulis baginya adalah sebuah celah kecil menuju padang kebahagiaan. Meski terkadang kebahagiaan itu terasa absurd. Karena definisi kebahagiaan bagi tiap orang pasti saja akan berbeda.
Fiskal A. Dachi telah menemukan kesadaran baru dengan menulis, bahwa perempuan berdaulat penuh atas dirinya, atas tubuhnya, atas pemikirannya, bahkan atas kebahagiaannya.
Tapi apakah lantas Fiskal A. Dachi benar-benar sudah menemukan jalan keluar atas segala persoalan kehidupannya lewat menulis? Jawabannya, semoga saja. Seberdaya apakah, bagaimanakah, seperti apakah perempuan dalam cerita ini?