Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Obral!

Bermatematika dengan Tusuk Sate

Rp80.000

Apabila para siswa sudah mahir dengan penggunaan alat peraga tusuk sate, pada tahap semi-konkret para siswa tidak perlu lagi menggunakan bantuan alat peraga untuk menghitung hasil perkalian. Alat peraga tusuk sate dapat digantikan dengan diagram kotak yang prinsip kerjanya sama seperti tusuk sate. Tahap pertama dan kedua pada umumnya tidak diajarkan di ruang kelas. Inovasi berupa penggunaan tusuk sate dan diagram kotak diharapkan dapat mengantarkan siswa agar mendapatkan kemudahan dalam menentukan hasil kali menggunakan metode susun ke bawah.

Metode susun ke bawah merupakan cara formal yang diajarkan di ruang kelas. Metode ini merupakan pembelajaran operasi perkalian pada tahap abstrak. Pada tahap abstrak ini, para siswa harus sudah hafal penjumlahan dasar, hafal perkalian dasar, memahami konsep nilai dan tempat, dan memahami konsep menyimpan, kemampuan-kemampuan dasar tersebut telah ditumbuhkan pada tahap konkret dengan bantuan alat peraga tusuk sate dan dimantapkan lagi pada tahap semi-konkret dengan menggunakan diagram kotak.

Pembelajaran operasi perkalian dapat dilakukan secara bertahap melalui tiga tahap secara berurutan: konkret, semi-konkret, dan abstrak.

Tahap pertama adalah tahap konkret yang dilakukan dengan bantuan alat peraga berupa tusuk sate. Pada tahap ini diharapkan para siswa hafal hasil kali pada perkalian dasar. Apabila siswa mengalami lupa hafal, maka tusuk sate dapat digunakan dengan cepat untuk mengingatkan kembali. Perkalian dasar dengan tusuk sate merupakan perkalian antara satuan dengan satuan yang hasilnya diperoleh dengan menghitung banyaknya titik potong antara tusuk sate. Jadi, untuk menentukan hasil kali pada perkalian dasar dengan menggunakan tusuk sate, hanya diperlukan kemampuan berhitung secara urut dari satu sampai seratus. Dengan alat peraga tusuk sate siswa juga memahami bahwa perkalian merupakan penjumlahan berulang. Selain itu, penggunaan alat peraga tusuk sate dapat digunakan untuk membelajarkan siswa dalam memahami konsep nilai tempat dan konsep menyimpan yang akan ditambahkan pada nilai tempat lebih tinggi.

Apabila para siswa sudah mahir dengan penggunaan alat peraga tusuk sate, pada tahap semi-konkret para siswa tidak perlu lagi menggunakan bantuan alat peraga untuk menghitung hasil perkalian. Alat peraga tusuk sate dapat digantikan dengan diagram kotak yang prinsip kerjanya sama seperti tusuk sate. Tahap pertama dan kedua pada umumnya tidak diajarkan di ruang kelas. Inovasi berupa penggunaan tusuk sate dan diagram kotak diharapkan dapat mengantarkan siswa agar mendapatkan kemudahan dalam menentukan hasil kali menggunakan metode susun ke bawah.

Metode susun ke bawah merupakan cara formal yang diajarkan di ruang kelas. Metode ini merupakan pembelajaran operasi perkalian pada tahap abstrak. Pada tahap abstrak ini, para siswa harus sudah hafal penjumlahan dasar, hafal perkalian dasar, memahami konsep nilai dan tempat, dan memahami konsep menyimpan, kemampuan-kemampuan dasar tersebut telah ditumbuhkan pada tahap konkret dengan bantuan alat peraga tusuk sate dan dimantapkan lagi pada tahap semi-konkret dengan menggunakan diagram kotak.

Berat 250 gram
ISBN

978-623-6209-41-7

Jenis Kertas

HVS 70 Gram

Jumlah Halaman

107

Kategori

Matematika

Laminasi Cover

Glossy

Penulis

"Agung Prabowo, Agus Sugandha, Agustini Tripena Triyani, Mashuri, Niken Larasati"

Tahun Terbit

Maret 2021

Ukuran Buku

15.5×23 cm

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Bermatematika dengan Tusuk Sate”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori