Sekian lama utopia atas transformasi teknologi digital dipercaya menjanjikan jawaban atas segala problem manusia. Kehadirannya dirayakan sebagai seolah keniscayaan yang tak bisa disangkal lagi. Banyak orang menyambutnya dengan antusias dan meyakininya dengan sukacita. Namun apakah teknologi digital benar-benar memberikan kabar baik sepenuhnya bagi hidup manusia? Pertanyaan ini penting diajukan untuk bisa memahami dan mendalami kehadiran mesin digital secara lebih mendalam.
Buku ini adalah potret kisah menarik bagaimana kehadiran teknologi tak selamanya memberikan kabar sukacita. Hubungan manusia dan teknologi digital juga menyertakan banyak anomali, ironi, dan bahkan paradoks di dalamnya. Tak hanya kesedihan dan luka, tetapi juga risiko besar yang harus diterima manusia. Dengan gaya storytelling, buku ini berhasil mengisahkan perca-perca peristiwa anomali yang menimpa banyak orang dalam berjumpa dan berinteraksi dengan dunia digital.
Secara fenomenologis, berbagai kisah dalam buku ini merefleksikan temuan penting bahwa kehadiran teknologi tak bisa hanya dilihat sebagai instrumen (alat) semata. Jauh lebih dari itu, teknologi adalah ruang hidup yang tak hanya akan membentuk diri manusia tetapi juga mengubahnya. Sayangnya pemahaman semacam ini masih kurang didalami secara serius. Penyerahan total pada teknologi bahkan bisa menjadi ancaman serius pada krisis humanisme manusia. Buku ini menarik untuk menjadi renungan dan refleksi kritis pada bagaimana hubungan ‘manusia’ dan ‘teknologi’ harus dibangun dengan lebih manusiawi.