Sebuah markas militer berada di dekat wilayah konflik antara kelompok nasionalis dan kelompok pemberontak yang menginginkan kemerdekaan daerahnya dari Republik Indonesia. Ironisnya, petinggi dan anggota militer di sana malah memiliki kegiatan ilegal, yaitu memasok senjata kepada para pemberontak. Suatu hari, mafia pemasok senjata ilegal yang biasa diandalkan oleh para tentara nakal ini berkhianat dan kabur membawa sebagian senjata yang seharusnya menjadi jatah sang jenderal ke ibu kota yang kemungkinan akan digunakan untuk melakukan kudeta presiden. Sang jenderal dan anggotanya pun harus segera melacak keberadaan mereka untuk menghindari masalah yang lebih besar akibat kegiatan ilegalnya selama ini sekaligus menggagalkan rencana kudeta. Ia bahkan terpaksa melibatkan anak kandungnya untuk menjadi anggota intelijen amatir freelance yang menetap di sebuah kampung dekat daerah konflik tersebut. Tugas utamanya adalah mencari keberadaan pemimpin kelompok pemasok senjata ilegal, Budianto.
Keadaan semakin rumit ketika semakin banyak pihak yang terlibat. Ketika jalan untuk sang jenderal sudah terbuka, ia malah harus menghadapi serangan dari tubuh militer sendiri yang membuatnya ditahan atas tuduhan penggelapan senjata. Kini hanya tersisa beberapa orang dari pihak militer yang masih bisa melanjutkan misi berat ini dan setidaknya memusnahkan sebagian besar senjata yang akan dikirimkan ke ibu kota. Dengan hanya dipimpin seorang kapten dan seorang anak jenderal, mampukah mereka menyelesaikan tugas yang berat nan rumit ini?
