Brahmavihara, konsep dalam Buddhisme, melibatkan Cinta Kasih, Welas Asih, Turut Bahagia, dan Keseimbangan Batin. Praktisi mengembangkan sifat-sifat ini untuk pencerahan pribadi dan manfaat dalam hubungan. Dalam Mahayana, Brahmavihara mendekati ideal Bodhisatwa dengan melayani kebahagiaan semua makhluk.
Brahmavihara dikembangkan melalui meditasi dan praktik sehari-hari, akan dapat meningkatkan kesejahteraan emosional, membentuk karakter positif, dan mengelola konflik dalam hubungan seseorang. Bimbingan guru dan dukungan komunitas dianggap sebagai solusi untuk mengubah pola pikir negatif, sementara pemaafan dan meditasi Brahmavihara dianggap sebagai solusi (obat) untuk penyembuhan luka batin dan kebencian, membawa batin menuju kebahagiaan.
Dalam meditasi, cinta kasih diarahkan pada semua makhluk, welas asih dipancarkan terhadap penderitaan orang lain atau makhluk lain dan turut bahagia dikembangkan terhadap aspek kebahagiaan. Proses meditasi berkembang dari salah satu dari ketiga sifat tersebut menuju keseimbangan batin (upekkhā).
Dalam Mahayana, umat Buddha didorong untuk mengembangkan cinta kasih tanpa batas melalui latihan pāramitā. Tujuan pengembangan cinta kasih adalah mengurangi penderitaan dan memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk. Contoh, Buddha Gotama membantu harimau menunjukkan cinta kasih tanpa pandang bulu. Welas asih tecermin dalam Bodhisatwa seperti Ksitigarbha sedangkan Samantabhadra, yang mengajarkan mudita (merasa bahagia atas kebaikan orang lain). Simbol gajah putih Samantabhadra melambangkan kebaikan universal, sementara Manjusri dikaitkan dengan kebijaksanaan dan ketidakpikiran pada kesenangan.
Semoga buku ini akan membawa memfaat dan kebahagian bagi semua yang membacanya! Selamat menikmati proses pembacaan dan penemuan.