fbpx
Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

#tatabahasa

Alasan Menapa Tulisan Masih Terbaca Plagiat

Alasan Mengapa Tulisan Masih Terbaca Plagiat

Dalam dunia penulisan, integritas akademik dan profesional sangat penting. Salah satu pelanggaran yang serius adalah plagiasi, yang melibatkan pengambilan karya tulisan, ide, atau informasi orang lain tanpa memberikan pengakuan yang sesuai. Untuk menjaga integritas dan memastikan orisinalitas dalam penulisan Anda, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk mencegah plagiasi. Pahami Konsep Plagiasi: Pertama-tama, penting untuk memahami apa itu plagiasi dan mengapa itu dianggap tidak etis. Pelajari perbedaan antara pengutipan yang tepat dan pengambilan teks langsung tanpa atribusi. Pahami konsekuensi serius yang dapat timbul akibat plagiasi, termasuk reputasi yang rusak dan konsekuensi hukum. Gunakan Sumber dengan Bijak: Selalu gunakan sumber informasi… Selengkapnya »Alasan Menapa Tulisan Masih Terbaca Plagiat

Perbedaan Fungsi dan Contoh Tanda Titik Dua ( : ) dan Tanda Titik Koma ( ; ) dalam Tulisan

Perbedaan Fungsi dan Contoh Tanda Titik Dua ( : ) dan Tanda Titik Koma ( ; ) dalam Tulisan

Dalam penulisan yang baik dan benar, haruslah memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Terutama dalam pemakaian tanda baca titik dua dan titik koma yang tidak jarang orang menganggapnya serupa. Agar sobat pustaka tidak keliru membedakan keduanya, simak penjelasan berikut ini. Baca juga: Mengenal Adverbia Beserta Jenis dan Contoh Penggunaannya  Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis Menulis Prakata, Bedanya dengan Menulis Kata Pengantar A. Fungsi dan Contoh Tanda Titik Dua ( : ) Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan yang diikuti pemerincian. Contoh : Tia membeli buah: apel, nanas, dan mangga. Hanya ada dua pilihan bagi pelaku: denda atau penjara. Mereka membutuhkan… Selengkapnya »Perbedaan Fungsi dan Contoh Tanda Titik Dua ( : ) dan Tanda Titik Koma ( ; ) dalam Tulisan

Kenali Perbedaan “ke-” Disambung dan “ke” Dipisah

Kenali Perbedaan "ke-" Disambung dan "ke" Dipisah

Kenali Perbedaan “ke-” Disambung dan “ke” Dipisah   Ke mana, ke depan, ke samping, dan ke atas. Kerajaan, kepandaian, kekeluargaan, dan kebahagiaan.   Dua kalimat di atas merupakan contoh perbedaan ke sebagai kata depan yang berfungsi sebagai kata penunjuk dan penggunaan ke- disambung yang berposisi sebagai awalan. Namun, bagaimana membedakannya dalam penerapan sebuah kalimat? Penggunaan ke- sebagai awalan Awalan atau prefiks masuk ke dalam kelas kata afiksasi (imbuhan). Pada penerapannya, sebuah afiksasi harus ditulis serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Seperti prefiks ke-, penulisannya pun harus disambung tanpa dipisah sama sekali, baik dipisah dengan tanda pisah atau spasi. Cara membedakannya adalah… Selengkapnya »Kenali Perbedaan “ke-” Disambung dan “ke” Dipisah

Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya

Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya

Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya Ada beragam klasifikasi konjungsi (kata hubung) di dalam ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Dua di antara penggolongan tersebut adalah berdasarkan posisi tiap susunan  kalimatnya, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat. Perbedaan dua konjungsi tersebut adalah peletakkan kata hubungnya pada sebuah teks wacana. Mari kita bahas secara lebih rinci dengan beberapa contoh berikut ini. Konjungsi Intrakalimat Kata hubung jenis ini adalah konjungsi yang letaknya di dalam satu kalimat untuk menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang satu dengan kata, frasa, atau klausa selanjutnya. Biasanya, konjungsi intrakalimat terletak di tengah-tengah kalimat. Meski begitu, konjungsi jenis ini… Selengkapnya »Perbedaan Konjungsi Intrakalimat dan Konjungsi Antarkalimat, Pahami Penjelasannya