Proyek revitalisasi kawasan alun-alun dan city-walk Jalan Ahmad Yani Kota Tegal menimbulkan kontroversi dan anekdot. Setelah jadi, kawasan alun-alun malah sering ditutup dengan alasan pandemi Covid-19 atau karena akan dijadikan area pejalan kaki.Warga setempat merasa terpenjara dan protes. Toko-toko dan pedagang rugi miliaran rupiah. Proyek city-walk Jalan Ahmad Yani dianggap lebih aneh lagi. Jalan yang sudah lebar malah dipersempit.
Buku ini lahir dan kajian dan pengamatan seorang jurnalis senior yang juga dosen di perguruan tinggi setempat. Dia juga merupakan korban dan dampak kebijakan tersebut. Karena itu,buku ini selain mendokumentasikan dan menafsirkan aksi protes warga, juga menjadi refleksi atas penataan Kota Tegal yang dianggap kurang lazim. Meskipun portal sudah dibuka, drama yang terekam dalam buku ini diharapkan menjadi catatan yang berharga.