Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Yuk, Kenali Komponen Integritas untuk Anak Didik!

Yuk, Kenali Komponen Integritas untuk Anak Didik!

Digugu lan ditiru (orang yang dipercaya dan diikuti) merupakan pepatah Jawa tentang guru. Ada dua kata yang menjadi kunci dalam pepatah tersebut, yakni dipercaya dan diikuti. Tugas guru tidak hanya bertanggung jawab mengemban mata pelajaran saja, tetapi lebih juga mendidik moral, etika, integritas dan karakter. Aspek ini sangat penting diupayakan dan dilakukan dengan semaksimal mungkin. Kecerdasan menjadi hal lain dalam diri seorang murid, melainkan tugas guru agar bagaimana murid menjadi sukses di masa depan.

Guru dapat dikatakan berhasil apabila mampu mendidik siswa-siswi menjadi orang yang mampu mengabdikan dirinya di masyarakat dan bangsa. Tidak lain dan tidak bukan, guru menjadi pusat perhatian bersama untuk menunjang perilaku yang pantas bagi kepribadian siswa-siswinya. Bagaimana guru dapat ditiru dan diikuti apabila sikap, sifat pribadinya tidak mencerminkan seorang guru yang layak. Untuk membenahi kekurangan yang terjadi pada beberapa oknum guru yang tidak bertanggung jawab, maka sejatinya sudah mulai pembenahan dan kesadaran bagi yang lainnya.

  1. Sifat Jujur

Perilaku kepantasan dari seorang guru agar dapat dipercaya dan diikuti, ialah sifat jujur. Jujur menjadi sifat atau tabiat yang penting bagi setiap manusia. Orang jujur pasti mujur, kalimat demikian sering kali terdengar sederhana, tetapi dalam pelaksanaannya menjadi sangat sulit. Sifat jujur ini perlu diupayakan sedemikian rupa oleh guru baik pada diri sendiri dan orang lain. Sekali berkata tidak jujur, maka guru tersebut akan mendapatkan ketidakpercayaan. Sifat jujur harus melekat pada diri seorang guru. Bagaimana pun, murid adalah representasi dari seorang guru. Maka layaknya, guru berkata jujur dalam hal apapun sesuai dengan ajaran agama.

  1. Teguh Pendirian

Guru juga tidak boleh menjadi orang yang tidak tegas dalam mengambil suatu tindakan apalagi melakukan tindakan yang plin-plan. Guru yang mempunyai sikap teguh pendirian menjadi contoh bagi siswa-siswi dan mampu memberikan pandangan bahwa dalam kehidupan teguh pendirian salah satu cara mengapai kesuksesan dan tidak mudah terombang-ambing. Teguh pendirian erat kaitannya dengan cara pandang dalam kehidupan sehingga tidak mengikuti poros-poros yang tidak memberikan nilai baik bagi kehidupan seseorang. Plin-plan merupakan tindakan yang tidak baik karena akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Sikap teguh pendirian sebagai langkah-langkah konkrit dalam kehidupan.

  1. Pemberani

Dalam mengambil suatu tindakan, guru harus pemberani. Sebagai tenaga pendidik tentu ia berhadapan dengan berbagai latar belakang kehidupan siswa-siswi. Sebagai guru ia tidak boleh memandang status kelas di antara kalangan siswa sehingga dapat berdampak pada tanggung jawabnya. Sikap pemberani erat kaitannya dengan sikap pengambilan tindakan bagi siswa yang melanggar. Pada aspek ini guru tidak boleh memandang latar belakang. Lakukan tindakan yang sesuai dengan aturan-aturan yang sudah berlaku. Sikap guru yang pemberani tentu mempunyai maksud dan tujuan untuk menegakkan aturan-aturan, menghukum dengan sesuai, dan berupaya membangun sikap keterbukaan dengan anak didik.

  1. Bertanggung Jawab

Tanggung jawab seorang guru tidak hanya melaksanakan kegiatan belajar-mengajar atau menyampaikan materi. Lebih dari itu, guru mempunyai tanggung jawab yang besar agar menjadikan siswa berprestasi, berakhlak dan mampu mempunyai kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini sangat menentukan bagi perkembangannya di masa depan dan menjadi orang-orang yang bertanggung jawab dalam kehidupannya. Tentu saja, seorang guru perlu cakap mendampingi siswa-siswinya untuk mewujudkan cita-cita luhur, tujuan yang mulia dan cakap baik jasmani dan ruhani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *