Asam suksinat (C4H6O4) banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri, seperti pangan, kimia, metal, pertanian, hingga farmasi sebagai perasa, prekursor, surfaktan, pelarut, dan bahan aditif. Namun, proses produksi asam suksinat skala industri membutuhkan biaya yang tinggi dan sering kali dapat berdampak buruk pada lingkungan. Bahan bakunya pun merupakan senyawa dari turunan petrokimia tidak hanya mahal tetapi ketersediaannya pun semakin menipis. Oleh sebab itu, metode dan bahan baku yang ekonomis dan ramah lingkungan sangat dibutuhkan agar produksi asam suksinat dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Menurut laporan US Department of Energy, produksi asam suksinat bisa dari biomassa, khususnya biomassa lignoselulosa yang bersumber dari limbah pertanian, kehutanan, dan lainnya. Jumlahnya yang melimpah membuat biomassa lignoselulosa diproyeksikan sebagai sumber karbon yang berpotensi sangat besar untuk dikonversi menjadi bahan kimia dan bahan bakar yang berkelanjutan. Dalam hal ini, komponen utama dari biomassa lignoselulosa, yaitu selulosa, dianggap sebagai kandidat potensial terkuat untuk mensubstitusi polimer berbahan dasar minyak bumi dengan sifat yang ramah lingkungan seperti terbarukan dan mampu terurai secara hayati.
Dalam buku ini telah dilakukan pengembangan proses produksi asam suksinat dari biomassa lignoselulosa dimulai dari proses pretreatment, hidrolisis, hingga fermentasi. Dengan jumlah limbah biomassa lignoselulosa yang sangat berlimpah, baik di Indonesia maupun secara global, serta bersifat terbarukan, tentunya dapat memperkecil biaya bahan baku, sehingga diharapkan dapat tercipta industri biorefinery untuk memproduksi asam suksinat yang lebih ekonomis dan bersifat berkelanjutan.