fbpx
Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Apa Itu ISBN dan Benarkah Ada Batas Penggunaannya?

Hampir semua buku yang beredar selalu memiliki kode unik yang biasa terletak di halaman belakang pojok bawah. Kode unik tersebut berupa angka-angka yang disebut sebagai ISBN. Apa itu ISBN? Dilansir dari laman Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), ISBN merupakan singkatan dari International Standard Book Number. ISBN adalah kode pengidentifikasi buku yang bersifat unik yang umumnya memberikan informasi terkait judul, penerbit, dan kelompok penerbit.

Deret angka yang dimiliki ISBN berjumlah 13 digit. Adapun deret angka tersebut kemudian akan memberikan identifikasi pada suatu buku yang diterbitkan oleh penerbit. Satu nomor ISBN akan berlaku bagi satu judul buku sehingga setiap buku yang diterbitkan tentu memiliki ISBN berbeda. Lalu, siapakah yang berhak memberikan nomor ISBN untuk buku yang diterbitkan?

Perpusnas merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan nomor ISBN kepada penerbit di Indonesia. ISBN sendiri diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang bertempat di Kota London, Inggris. Apa saja kode unik 13 digit angka yang ada di dalam ISBN? Perpusnas menuliskan dalam website bahwa ISBN memiliki struktur yang terdiri dari lima bagian dengan masing-masing bagian dipisahkan menggunakan tanda hyphen (-).

Sebut saja misalnya suatu buku memiliki nomor ISBN 987-654-4321-09-8.

  • Kode pertama (987) merupakan angka yang digunakan sebagai pengenal produk terbitan buku dari EAN.
  • Kode kedua (654) merupakan kode yang kelompok grup.
  • Kode ketiga (4321) merupakan kode dari penerbit.
  • Kode keempat (09) merupakan kode judul.
  • Kode kelima (8) merupakan kode angka pemeriksa.

Namun, tidak semua produk yang diterbitkan dapat diberikan ISBN. Perpusnas menuliskan beberapa terbitan yang bisa diberikan ISBN, di antaranya:

  • Buku cetak (monografi) dan pamphlet
  • Braille yang diterbitkan
  • Buku peta
  • Video, film, serta transparansi yang memiliki muatan edukatif
  • Produk audiobooks yang ada pada kaset, CD, maupun DVD
  • Terbitan elektronik, seperti machine-readable tapes, disket, CD-ROM, dan publikasi di internet
  • Salinan digital dari cetakan monograf
  • Terbitan microform
  • Software edukatif
  • Mixed-media publications yang mengandung teks

Sementara itu, produk terbitan seperti iklan, rekaman musik, buletin dan surat elektronik, software selain untuk edukasi, serta terbitan yang terbit secara tetap seperti majalah dan buletin, rekaman musik, musik cetak, kartu ucapan, dokumen pribadi (biodata atau profil pribadi elektronik), dan permainan tidak dapat diberikan ISBN

Apakah ISBN Ada Batas Penggunaannya?

Dilansir dari tirto.id dalam kurun waktu 2018-2021, Indonesia tercatat telah menerbitkan 623.000 buku ber-ISBN. Hal ini yang kemudian memicu teguran dari Badan Internasional ISBN setelah melihat lonjakan kasus penerbitan yang tak wajar di Indonesia. Perpusnas dalam data statistiknya mencatat sepanjang tahun 2018-2023 terdapat 674.148 judul buku dan 728.558 ISBN yang dikeluarkan. Tahun 2021 menjadi tahun dengan jumlah buku dan ISBN tertinggi, yaitu 147.404 judul dan 159.329 ISBN. Pada bulan November 2023, data statistik Perpusnas menunjukkan adanya 8.682 judul dan 9.427 ISBN yang digunakan.

Dikutip dari IKAPI.org, disebutkan bahwa menurut Perum Percetakan Negara RI (PNRI) Indonesia mendapatkan nomor khas blok ISBN dari Badan Internasional ISBN sebanyak 1.000.000 pada periode tertentu. Nomor blok ini dapat digunakan hingga sepuluh tahun, tetapi menilik pada jumlah penggunaan ISBN di Indonesia hingga tahun 2023, maka hanya 271.442 ISBN jumlah yang tersisa. Istilah krisis ISBN kemudian muncul karena fenomena ini.

Krisis ISBN di Indonesia didukung oleh maraknya terbitan yang sebenarnya tak bisa disebut buku, seperti hasil publikasi atau buku yang diterbitkan universitas atau sekolah-sekolah yang sebenarnya hanya berupa karya tulis ilmiah dan tidak harus ber-ISBN.

Data statistik Perpusnas menyatakan kota di Indonesia dengan terbitan terbanyak, yaitu:

  • Jakarta Pusat (71.984)
  • Sleman (64.897)
  • Bandung (51.132)
  • Bantul (39.183)
  • Surabaya (34.264)
  • Jakarta Selatan (33.137)
  • Jakarta Timur (30.201)
  • Jakarta Barat (28.325)
  • Malang (26.757)
  • Bogor (21.950)

Adapun penerbit terbanyak tersebar di berbagai kota di Indonesia, yaitu:

  • Jakarta Selatan (840 penerbit)
  • Jakarta Pusat (641 penerbit)
  • Sleman (519 penerbit)
  • Bandung (489 penerbit)
  • Surabaya (400 penerbit)
  • Jakarta Timur (358 penerbit)
  • Depok (281 penerbit)
  • Tangerang Selatan (262 penerbit)
  • Bantul (257 penerbit)
  • Semarang (219 penerbit)

ISBN memiliki fungsi sebagai identitas suatu buku. Meskipun marak dan mengalami krisis ISBN, tetapi nyatanya masih banyak pula buku-buku yang tak ber-ISBN. Bagaimana dengan Anda? Apakah buku Anda termasuk teridentifikasi oleh ISBN?