Buku ini menempatkan balaghah bukan sekedar teori, apalagi aturan matematis. Ia “teman” yang membuat bahasa kita membaik; bisa dilihat, bisa didengar, dan bisa dirasakan. Begitu juga ia memahamkan kalam Allah yang “melewati” (i’jaz) semua sabda manusia. Kitab ini memudahkan pelajar Indonesia untuk memahami ilmu Balaghah (sastra Arab klasik) dengan pendekatan kritik sastra modern tanpa menghilangkan karakter asli tiga komponennya; ilmu Ma’ani, Bayan, dan Badi. Selain itu, kitab ini sudah disertai harokat atau tanda i’rab agar membantu pembaca dalam menguasainya (KH. Danial Alya, Pengasuh Ponpes Darul Hikmah-Nusa Tenggara Barat).
Tadabbur al-Qur’an di samping obat hati, hukum melakukannya adalah fardlu ain menurut kemampuan masing-masing. Hal ini membuat buku ini layak dibaca untuk semua kalangan. Tabik!. (Ning Umi Farida, Ponpes Safinatun Najah-Jawa Timur).
Bagi Mufassir, ilmu ma’ani dan bayan adalah syarat yang tidak bisa dilewati. Bagi masyarakat umum, tadabbur sangat diperlukan. Buku Balaghah Al-Qur’an dan Tadabbur ini sangat menginspirasi. Tentu statusnya adalah “kitab putih” bukan “kitab kuning”. Semoga bermanfaat. (Ning Silmi Salafa Alfauziyah, Ponpes Nurul Hikmah-Jawa Barat).