Komunikasi media online pesantren menyajikan sebuah konstruksi realitas ragam peristiwa sosial dalam ruang media siber. Wajah media menegaskan posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan “khas” Nusantara yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Pesantren menerima ide-ide media baru (new media) sebagai saluran untuk menyampaikan pesan pandangan pesantren yang rahmatan lil ‘alamin. Melalui kerja tim redaksi, media pesantren menawarkan perspektif jurnalistik yang unik dalam narasi bahasa medianya.
Buku ini memperkaya dinamika kajian ilmu komunikasi dengan fokus bidang komunikasi media pesantren. Perjumpaan teori-teori komunikasi umum dengan ajaran Islam yang diajarkan di pesantren melalui media menegaskan bahwa pesantren berada dalam posisi yang tidak alergi dengan kehadiran media maya. Paradigma pesantren adalah suara kebenaran dan media sebagai sarana penyampai pesannya.
Melalui studi kasus pada Era Covid-19 dengan analisis model Halliday, pesantren menawarkan konstruk “berbeda” dalam tindakan sosial, kebijakan redaksi, dan gaya bahasa yang ditampilkan pada media online pesantren.