Tidak semua puisi mampu menjadi tilas ruang dan waktu setiap langkah kaki penyairnya. Ada di antaranya bahkan berkesan kedap sosial. Beruntung hampir dua dekade ini, setiap berkesempatan sampai pada sebuah tempat dan pada suatu waktu, naluri menulis puisi penyairnya selalu terjaga. Dari situ lahirlah berpuluh puisi dengan beragam tema hasil kontemplasi tercipta.
Dari riuh kota sambai sunyi desa, bahkan sampai ke mancanegara, dan setiap momen yang membuat naluri kepenyairan bangun terjaga direkam oleh sepasang mata batinnya dan dicatat dengan indah dan setia.