Proses pengeringan merupakan salah satu metode pengolahan hasil pertanian pascapanen yang dapat diterapkan untuk mengawetkan produk pertanian. Pengawetan ini bertujuan untuk menjaga kualitas produk agar terhindar dari kontaminasi mikroorganisme dan jamur penyebab kebusukan dan kehilangan pangan pascapanen pada produk pertanian. Hal ini juga selaras dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang diusulkan oleh pemerintah dunia untuk membangun ketahanan pangan dan mengurangi limbah pangan dengan memanfaatkan konservasi konsumsi energi terbarukan yang berkelanjutan.
Pengaplikasian teknologi pengering tenaga surya menjadi suatu inovasi dalam mengatasi ketergantungan pada konsumsi energi listrik dengan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Pengoperasian teknologi pengering surya ini memanfaatkan radiasi matahari sebagai sumber energi panas utama, sehingga mempunyai keterbatasan berupa ketergantungan pada kondisi cuaca yang menyebabkan laju pengeringan menjadi lambat. Oleh karena itu, para peneliti mulai mengembangkan dan mengusulkan inovasi terkait modifikasi pengering surya yang lebih efektif dan efisien.
Modifikasi yang diusulkan dapat berupa penggunaan kolektor surya dan sistem fotovoltaik, penambahan unit pemanas tambahan, pemanfaatan kembali udara buang sebagai sumber panas (resirkulasi udara), penerapan sistem heat pump, dan penghematan energi dengan menggunakan unit penyimpanan energi panas. Segala upaya dilakukan untuk menciptakan sistem pengeringan yang lebih efisien dengan tetap mempertimbangkan faktor ekonomi dan pemanfaatan konservasi penghematan energi.