Hampir semua kampus menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri. Wadah-wadah tersebut yang kemudian dapat dijadikan mahasiswa untuk menyalurkan hobi, minat, hingga bakat. Organisasi mahasiswa (Ormawa) yang tersedia di kampus bisa terdiri dari tingkat program studi (prodi), fakultas, dan universitas. Untuk tingkat prodi sebut saja ada HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi). Biasanya fakultas yang terdiri dari beberapa prodi akan memiliki HMPS masing-masing. Misalnya saja pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan prodi Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan.
Maka akan terdapat HMPS Akuntansi, HMPS Manajemen, dan HMPS Ekonomi Pembangunan. Pada tingkat fakultas, terdapat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPMF). Organisasi ini biasanya akan diikuti oleh nama fakultas masing-masing. Misalnya BEMF Psikologi, BEMF FKIP, dan BEMF Kedokteran. Lebih tinggi, pada tingkat universitas terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), BEM Universitas, dan DPM Universitas serta organisasi-organisasi tingkat universitas lainnya.
Kampus pada dasarnya telah menyediakan wadah pengembangan diri bagi mahasiswa, tetapi jumlah mahasiswa yang bergabung dengan organisasi kampus lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak bergabung. Mengapa demikian? Setidakpenting itukah bergabung dalam organisasi kampus? Beberapa mahasiswa yang tidak bergabung dalam organisasi seringkali mengatakan alasan yang sama, antara lain:
-
Enggan Sibuk
Seperti diketahui bahwa dengan bergabung organisasi, maka mahasiswa mau tak mau harus membagi waktunya untuk kuliah dan berorganisasi. Semakin tinggi jabatan struktural di orginasasi, maka akan dibersamai dengan beban tugas yang semakin berat pula. Maka dari itu sudah barang pasti dengan bergabung organisasi, maka mahasiswa akan menjadi lebih sibuk. Kesibukan ini yang kemudian menjadikan mahasiswa enggan terjun dalam organisasi kampus.
-
Organisasi Tak Seindah Bayangan Awal
Pada awal orientasi mahasiswa baru, biasanya organisasi dapat mempromosikan diri di hadapan para mahasiswa baru. Hal ini cukup efektif untuk menggaet mahasiswa untuk bergabung. Namun, ramainya mahasiswa yang bergabung di awal biasanya akan terus berkurang seiring berjalannya waktu. Salah satu penyebabnya adalah ketidakcocokan mahasiswa dengan organisasi yang dipilih. Belum lagi kultur tiap organisasi yang berbeda, biasanya tak semua sesuai dengan kepribadian mahasiswa.
-
Organisasi yang Tak Sehat
Di zaman sekarang, tak jarang ditemui organisasi yang masih menjunjung senioritas tinggi. Kasus perploncoan justru dapat ditemui di organisasi dengan embel-embel meningkatkan keakraban antar anggota. Alih-alih mengembangkan diri, mahasiswa justru mengalami kejadikan tak menyenangkan.
-
Gabung Organisasi = Buang-buang Waktu
Mahasiswa yang bergabung organisasi biasanya disebut mahasiswa Kura-kura atau Kuliah-Rapat. Jangan bayangkan rapat organisasi adalah rapat tepat waktu, justru sebaliknya. Tak jarang pula rapat organisasi bisa berjam-jam. Entah karena pembahasan yang padat atau sekadar saling tunggu anggota. Hal ini yang kemudian dianggap buang-buang waktu.
-
Anak Organisasi Calon Mahasiswa Lulus Lambat
Saking sibuknya berorganisasi, mahasiswa tak jarang mengabaikan tugas kuliah yang sebenarnya adalah tugas utama. Mengapa disebut tugas utama? Sebab, kuliah adalah bentuk tanggung jawab diri terhadap orang tua atau keluarga yang menaruh harapan, sedangkan berorganisasi adalah pilihan diri sendiri dan tanggung jawab diri. Kesalahan bentuk fokus ini yang kemudian dapat menjadikan mahasiswa lebih lambat menyelesaikan kuliah dibandingkan mahasiswa yang tak bergabung organisasi.
-
Memilih Kegiatan Lainnya di Luar Kampus
Bergabung menjadi relawan, freelance, dan bergabung komunitas di luar kampus cukup digandrungi mahasiswa. Selain waktunya yang biasa lebih fleksibel, adanya kesempatan mendapatkan uang tambahan lebih dipilih. Sebab, kebanyakan organisasi kampus merupakan organisasi non profit. Lalu apa sebenarnya sisi positif dari bergabung organisasi? Benarkah tidak ada counter bagi alasan-alasan tersebut? Dalam publikasi ilmiah Pertiwi, M.C., dkk (2015) menyebutkan beberapa manfaat dari berorganisasi di lingkungan kampus.
-
Melatih Kepemimpinan
Adanya rapat, pertemuan, atau kegiatan lain biasanya akan melibatkan anggota organisasi bahkan orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa dapat melatih kepemimpinan dengan cara mengarahkan rekan organisasi, mengutarakan pendapat, serta memimpin anggota yang lebih muda.
-
Belajar Mengatur Waktu
Menyadari kesibukan menjalani peran ganda sebagai mahasiswa dan anggota organisasi, mau tidak mau mengharuskan mahasiswa untuk dapat mengatur waktu sedemikian rupa. Tak semua mahasiswa yang bergabung organisasi cuek dengan kehidupan tanggung jawab tugas di kelas, justru sebaliknya, mahasiswa bisa untuk bertanggung jawab atas keduanya. Dengan bergabung organisasi, mahasiswa menjadi terbiasa untuk mengatur waktu menjadi lebih efisien dan memaksimalkan waktu yang dimiliki.
-
Memperluas Jaringan
Bergabung organisasi akan menjadikan mahasiswa mengenal lebih banyak orang, baik dari prodi dan fakultas yang sama hingga berbeda. Lingkup pertemanan yang luas tentu menjadi benefit tersendiri. Mahasiswa dapat bertukar informasi serta mengenal karakter orang-orang lainnya.
-
Mengasah Kemampuan Sosial
Karakter mahasiswa biasanya dipengaruhi juga oleh jurusan atau lingkungannya. Misalnya saja, mahasiswa jurusan teknik berbeda dengan mahasiswa jurusan keguruan. Saat bergabung organisasi dan menemukan rekan-rekan dari prodi berbeda, secara tak langsung mahasiswa dapat mengasah kemampuan sosialnya. Tentang bagaimana mahasiswa dapat menjalin hubungan dengan rekan-rekan berbeda prodi.
-
Belajar Pemecahan Masalah dan Manajemen Konflik
Adanya konflik dalam organisasi adalah hal yang wajar. Setiap organisasi memiliki permasalahannya tersendiri. Bergabung dalam organisasi akan melatih mahasiswa untuk dapat melakukan pemecahan masalah dan memanajemen konflik. Kemampuan ini tentu akan sangat berguna saat mahasiswa memasuki dunia kerja nantinya. Manfaat bergabung organisasi tentu lebih banyak apabila mahasiswa mampu melihat dari sudut pandang positif. Bagaimana menurut Anda? Pentingkah untuk bergabung organisasi kampus?