fbpx
Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Editing VS Proofreading

Ketika menulis kita sering tidak sadar telah melakukan kesalahan-kesalahan baik itu ejaan, tanda baca, pemenggalan kata dan sebagainya. Untuk itu, sangat penting melakukan editing dan proofreading pada tulisan atau naskah yang sudah kamu buat.

Dalam dunia penulisan, istilah editing dan proofreading tentunya sudah sangat sering di dengar. Keduanya merupakan tahap yang sangat penting bagi penulis ketika ingin menerbitkan atau mempublikasikan sebuah tulisan. Karena pada tahap ini, tulisan atau naskah akan dicek secara berulang hingga layak untuk diterbitkan.

Namun, beberapa orang masih sangat bingung dengan bagaimana cara kerja keduanya. Maka dari itu, sebelum masuk ke pembahasan bagaimana melakukan editing dan proofreading pada naskah, mari kita bahas sedikit mengenai keduanya.

Apa sih editing dan proofreading itu?

Editing merupakan proses mempersiapkan naskah yang akan di cetak atau diterbitkan dengan melihat kembali aspek kebahasaan. Misalnya struktur kalimat, tanda baca, diksi, EYD, pemenggalan kata dan sebagainya. Selanjutnya ada aspek logika yang meliputi penalaran, koherensi, sistematika isi, dan memeriksa kembali fakta serta data yang ada pada tulisan. Ketika melakukan editing, seorang editor dapat menyarankan kepada penulis untuk dirombak naskahnya ketika terdapat kalimat atau data yang kurang sesuai. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekeliruan dalam naskah yang akan diterbitkan.

Proofreading merupakan tahap akhir yang dilakukan penulis untuk mengecek kembali naskah yang siap diterbitkan. Pengecekkan ini dilakukan ketika telah melewati tahap editing. Biasanya proofreading dilakukan untuk melihat apakah  ada kesalahan-kesalahan kecil di dalam naskah. Misalnya masalah ejaan, tanda baca, inkonsistensi, pemenggalan kata dan kesalahan ketika mengetik yang terlewatkan oleh editor hingga tata letak.

Walaupun sekilas terlihat sama, keduanya memiliki perbedaan yang cukup menonjol. Seorang editor  menerima naskah langsung dari penulis sehingga naskah yang diedit masih sangat mentah dan biasanya masih banyak yang harus direvisi. Sedangkan seorang proofreader menerima naskah yang sudah diedit. Bahkan biasanya sudah dalam bentuk dummy. Hal ini dilakukan untuk mengecek apakah naskah sudah enak untuk dibaca baik itu dari segi isi maupun tata letak.

Tips dan Trik Melakukan Editing dan Proofreading Sendiri

  1. Membaca kembali naskah dalam keadaan tenang

Membaca kembali naskah tidak cukup hanya sekali. Untuk itu, diperlukan konsentrasi yang bagus agar kita bisa lebih teliti ketika mengedit. Selain itu, kita juga bisa lebih peka terhadap kesalahan-kesalahan yang ada pada naskah. Maka dari itu, diperlukan kondisi tubuh dan pikiran yang prima serta tempat yang tenang untuk membantu konsentrasi dalam mengedit.

  1. Menandai kesalahan

Ketika membaca kembali naskah yang sudah kamu tulis, tandai kata-kata atau kalimat yang di rasa mengganjal. Selanjutnya, ubahlah kata atau kalimat tersebut dengan kata atau kalimat yang lebih mudah dipahami.

  1. Mengecek kembali data-data

Jika dalam naskahmu terdapat data-data berupa angka atau nama-nama tempat  maka lakukan pengecekkan kembali untuk memastikan data-data tersebut benar. Jika terdapat kata-kata atau istilah dalam bahasa asing, pastikan penulisannya tidak keliru.

  1. Memposisikan diri sebagai pembaca

Ketika kamu mengedit atau melakukan proofreading pada naskahmu, cobalah untuk memposisikan diri sebagai pembaca. Sehingga kamu lebih mudah menilai tulisanmu. Coba lihat apakah tulisanmu sudah nyaman dibaca atau belum. Perhatikan juga bagaimana kesesuaian antara kalimat dan paragraf.