fbpx
Lompat ke konten

Bintang Pustaka I Penerbit Buku Pendidikan I Anggota IKAPI

Dosen dengan Passion Menulis Fiksi

Dosen dengan Passion Menulis Fiksi

Dosen sebagai akademisi tidak diragukan lagi kecakapannya dalam dunia kepenulisan. Menulis dan mempublikasikan karya ilmiah pada jurnal terakreditasi merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat dosen. Di tengah kesibukan penelitian ilmiahnya, ada beberapa dosen yang menyempatkan waktu untuk menulis karya non akademik. Berikut profil dosen sekaligus penulis tersebut.

  1. Andina Dwifatma

 

Andina Dwifatma merupakan dosen di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang menjadikan menulis sebagai passion. Sebelum menjadi dosen, ia berprofesi sebagai jurnalis sebagai bentuk pengabdiannya dalam menulis.

Novel pertama Andina terbit pada tahun 2012 berjudul ‘Semusim, dan Semusim Lagi’. Dan belum lama ini Andina menerbitkan novel keduanya yang berjudul ‘Lebih Senyap dari Bisikan’ pada Juni 2021 lalu. Selain novel, Andina juga menulis buku biografi ‘Cerita Azra’ pada tahun 2011.

Dunia kepenulisan telah menjadi bagian hidup Andina yang tidak bisa dilepas. Banyak karya yang telah ia hasilkan bahkan memenangkan beberapa lomba kepenulisan seperti kompetisi Anugrah Adiwarta. Tulisan tentang Jokowi yang dimenangkan di kompetisi tersebut, membuat Andina langsung ditelfon oleh Jokowi dan memberi selamat.

 

  1. Ashadi Siregar

 

Ashadi merupakan pensiunan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM). Pada tahun 1972, ia menulis novel terkenal  berjudul ‘Cintaku di Kampus Biru’. Lalu tahun 1974, PT Gramedia menerbitkan dua novel Ashadi sehingga menjadi novel trilogi yang menceritakan kehidupan kampus. Kedua novel lainnya tersebut berjudul ‘Kugapai Cintamu’ dan novel ‘Terminal Cinta Terakhir

Sejak tahun 1974 hingga 2005, Bang Hadi, sapaan akrabnya, telah menjadi pegawai negeri sebagai dosen tetap UGM. Selain novelis, Ashadi juga menekuni bidang jurnalis. Ia bahkan memiliki pengalaman profesional sebagai supervisor berbagai pelatihan jurnalistik.

Setelah 36 tahun vakum menulis novel, tahun 2018 ia meluncurkan lagi novel berjudul ‘Menolak Ayah’. Novel tersebut mengangkat adat Batak berlatar peristiwa PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Penggarapan novel tersebut memakan waktu cukup lama, dari tahun 2010 hingga 2016. Berbeda dari novel sebelumnya, novel ini memerlukan riset khusus untuk mengetahui fakta empirisnya.

 

  1. Intan Paramaditha

Intan Paramaditha merupakan salah satu novelis perempuan yang berfokus hubungan antara gender, seksualitas, budaya, dan politik. Perempuan yang sebelumnya dosen Universitas Indonesia ini, kini telah menjadi dosen Kajian Media dan Film di Macquarie University, Australia sejak tahun 2016.

 

Perspektif feminis pada novelnya dibalut dengan dongeng gelap bergenre horor. Salah satu karya Intan yang terkenal yaitu buku cerita pendek ‘Sihir Perempuan’ yang terbit pada tahun 2005. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award. Selain menulis, ia juga turut serta dalam pertunjukan teater ‘Goyang Penasaran’ dan ia juga terlibat dalam penulisan naskahnya.

 

Dosen dengan Passion Menulis Fiksi