Pengguna jasa pelabuhan seperti pemilik kapal dan pemilik barang lebih mengutamakan biaya dan waktu transit sebagai pertimbangan dalam memilih pelabuhan untuk transit maupun transhipment barang. Pelabuhan telah sejak lama mengubah pola operasional dari sekadar bongkar muat barang menjadi pusat logistik dan distribusi barang. Dalam pengiriman barang door-to-door pebisnis hanya menetapkan jumlah barang dan kapan barang tersebut tiba di depan gudang mereka.
Akibatnya pusat-pusat logistik menjamur di pusat pasar maupun industri yang diikuti oleh munculnya inland port, dryport, dan inland terminal. Pelabuhan pun tidak mau ketinggalan memberikan pelayanan nilai tambah logistik (value added logistics service) dengan mendirikan pusat logistik pelabuhan, termasuk pengembangan zona perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang bertujuan agar lebih mempersingkat jarak, waktu, dan biaya transportasi.
Buku ini berguna bagi praktisi yang bergerak dalam bidang bisnis logistik maupun operator pelabuhan. Bagi mahasiswa yang sedang menempuh studi di bidang Manajemen Bisnis Maritim, buku ini bisa menjadi bahan ajar perkuliahan baik sistem pengajaran secara daring maupun luring.